Pengalaman saya tentang insomnia membuat saya
terinspirasi untuk membahas apa itu insomnia dan sebab akibatnya.
Insomnia sendiri adalah suatu gejala kelainan
dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal
ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi
kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki
kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidurdan zat penenang lainnya
untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan
ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa
obat tersebut.
Diagnosa
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat
untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit
termasuk sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian
terhadap:
·
Pola
tidur penderita.
·
Pemakaian
obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
·
Tingkatan stres psikis.
·
Riwayat
medis.
·
Aktivitas
fisik.
Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur
secara individual.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi
merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan
emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia
muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan
emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena
badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur
cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih
pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak
terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir
bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering
ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi
terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan
merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun,
merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat
mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur
dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
·
Jet
lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
·
Bekerja
pada malam hari.
·
Sering
berubah-ubah jam kerja.
·
Penggunaan
alkohol yang berlebihan.
·
Efek
samping obat (kadang-kadang).
·
Kerusakan
pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur
atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung kepada
penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur
karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena
perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan
santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang
nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional,
diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi,
diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan
aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat
tidur untuk sementara waktu.
Durasi Tidur dan Kematian
Sebuah survei dari
1,1 juta penduduk di Amerika yang
dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang
dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah,
sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih
tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat
meningkatkan angkakematian sebesar 15%. Insomnia kronis -
tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat
menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan
insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka
kematian.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar