Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi).Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi :
1
Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2
Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan
3
Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya
akan menyebabkan :
- Kenaikan dalam proporsi pajak
- Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
- Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
- Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar.
Kegagalan untuk menyesuaikan data
keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga
menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan
daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli periode kini), yang kemudian
diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvesional juga
mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas
(ekuivalennya) selama periode inflasi.
Sumber :
- http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/05/laporan-keuangan-berpotensi-menyesatkan.html
- http://ramadhikaw.blogspot.com/2014/05/laporan-keuangan-memiliki-potensi-untuk.html
- http://henisari.blogspot.com/2014/04/jelaskan-mengapa-laporan-keuangan_28.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar